Kawal Ketahanan Pangan : PT. SSC Rutin Monitoring Program Pemberdayaan StrategisProgram Mitra Desa Mandiri Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Desa Bekambit Asri
Kawal Ketahanan Pangan : PT. SSC Rutin Monitoring Program Pemberdayaan Strategis

Kotabaru, Kalimantan Selatan - PT. Sebuku Sejaka Coal terus berupaya mendorong keberhasilan kelompok pembudidaya ikan nila sistem bioflok di Desa Bekambit Asri dalam mencapai target produksi komoditas perikanan lokal yang merupakan kelompok binaan CSR PT. SSC dalam Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) yang diusung sejak Juni 2025 lalu.


Pimpinan PT. Sebuku Sejaka Coal, Luhut H.T. Siregar meninjau secara langsung proses budidaya ikan nila sistem bioflok yang dikelola oleh masyarakat Desa Bekambit Asri pada Kamis (04/09/2025) di lokasi pembesaran ikan, Desa Bekambit Asri, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kab. Kotabaru. Peninjauan yang dilaksanakan terhadap program strategis perusahaan tersebut dilakukan untuk terus memastikan keberlanjutan program demi terwujudnya keberhasilan kemandirian ketahanan pangan masyarakat lokal wilayah lingkar tambang. Hal ini sesuai dengan program asta cita nasional Presiden Republik Indonesia mengenai swasembada pangan di wilayah pedesaan.


CSR PT. SSC yang mendampingi Pimpinan PT. SSC dalam tinjau program tersebut menjelaskan bahwa budidaya ikan nila yang menggunakan sistem bioflok dibagi dalam 3 tahap, tahap pertama sebanyak 4 ribu ekor ikan nila yang dibesarkan telah memasuki usia 3 bulan dengan target masa panen usia 4-5 bulan. Tahap pertama ini bertujuan sebagai bahan pembelajaran dan pematangan keterampilan masyarakat dalam membudidayakan ikan nila menggunakan sistem bioflok. Sehingga, budidaya tahap ke-2 dan ke-3 dengan total 8 ribu ekor ikan yang direncanakan akan dilaksanakan pada pertengahan hingga akhir bulan september ini masyarakat sudah terbiasa dan ahli dalam menjawab segala tantangan dalam proses budidaya ikan nila sistem bioflok.


"Budidaya ikan nila sistem bioflok tersendiri merupakan budidaya yang mengadopsi sistem modern ramah lingkungan, artinya budidaya ini tidak menghasilkan limbah yang bisa merusak kualitas lingkungan masyarakat sekitar, hal ini dikarenakan limbah yang berasal dari kotoran ikan itu akan diurai oleh mikrobakteri yang kemudian akan dimanfaatkan kembali menjadi sumber makanan bagi ikan. Sistem ini tergolong sangat baru di masyarakat, hal ini lah yang menjadikan tantangan terbesar bagi kami dalam membina kelompok." ujar Hilmy, CSR PT. SSC


Monitoring program yang rutin dilaksanakan oleh PT. SSC bertujuan agar memastikan masyarakat terampil serta dapat menjawab segala tantangan yang dihadapi selama proses budidaya, harapannya adalah terciptanya budidaya ikan berkelanjutan yang mendorong tercapainya ketahanan pangan nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar melalui program budidaya yang ramah lingkungan.




Tulis Komentar

(Not showing in this page)